KONSEP BERPIKIR
Wien
Adi
• Berfikir adalah
sebuah aktivitas kerja otak mengenai sesuatu hal.
• Berfikir juga
merupakan aktivitas mental sebab berfikir tidak hanya menggunakan aktivitas
otak namun juga menyangkut semua bagian tubuh dan juga perasaan atau emosi
dalam psikologi.
• Konsep adalah
konstruksi simbolik yang memberi gambaran ciri atau beberapa ciri secara umum
mengenai sebuah objek atau kejadian.
• Konsep tersebut
mempunyai prosedur tertentu karena perolehannya benar benar diteliti dan
memakai dasar dasar ilmiah. Sebagai contohnya adalah dalam menganalisa cahaya
yang membutuhkan beberapa tahapan seperti:
·
Tingkat analisis: Tingkatan yang mengacu pada
perhatian untuk setiap sumber cahaya mengenai sifat dan kemudian dicatat
menjadi sebuah penelitian.
·
Tingkat komperasi: Tingkatan ini dilakukan
untuk menemukan sifat umum dan juga sifat khusus dari cahaya yang sudah
diteliti.
·
Tingkat abstraksi: Dalam tingkatan ini,
individu akan mencari perbedaan sifat dari setiap sumber cahaya tersebut.
·
Menyimpulkan: Merupakan tingkatan hasil
dari penelitian sebelumnya yang memberikan informasi atau gambaran jika cahaya
merupakan kumpulan zat yang bisa memberi penerangan dan mempunyai massa.
Penyelesaian masalah: Masalah terjadi saat terdapat perbedaan atau konflik saat akan
mencapai tujuan yang memiliki kaidah atau aturan.
Macam Macam Proses Berfikir
• Jika dilihat
secara garis besar, proses berfikir terdiri dari 2 macam yakni
1) berfikir autistik, maka
individu bisa lari dari kenyataan dan melihat kehidupan hanya sebagai
gambaran, contoh fantasi dalam psikologi saja.
2) berfikir realistik atau
disebut juga dengan reasoning atau nalar adalah berfikir untuk menyesuaikan
diri dengan dunia yang nyata.
Floyd L. Ruch [1967] menyebutkan
ada 3 macam berpikir realistik yakni:
1. Berpikir Deduktif
• Deduktif adalah
sifat deduksi yang berasal dari kata Latin deucere. Dengan begitu, kata deduksi
yang diturunkan dari kata tersebut memiliki arti mengantar dari sebuah hal ke
hal lainnya. Sebagai sebuah istilah penalaran, deduksi adalah proses berfikir
atau penalaran yang bertolak dari preposisi yang sebelumnya sudah ada menuju ke
preposisi baru yang akhirnya membentuk sebuah kesimpulan.
• Reasoning yang
deduktif bersumber dari pandangan umum atau general conclusion dan sumber
filsafat berfikir atau philosophy thinking seperti yang berasal dari Plato dan
juga Aristoteles.
2. Berfikir Induktif
• Induktif memiliki
arti bersifat induksi. Sedangkan induksi merupakan proses berfikir yang
bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan sebuah
kesimpulan atau inferensi.
• Berfikir induktif
atau inductive thinking merupakan penarikan sebuah kesimpulan umum dari
beberapa kejadian atau dara di sekelilingnya yang juga membutuhkan tips
meningkatkan daya ingat Dasarnya ialah observasi dan juga proses pemikiran yang
sintesis.
3. Berfikir Evaluatif
• Berfikir evaluatif
merupakan cara berfikir kritis, menilai antara baik dan buruknya, tepat atau
tidaknya sebuah gagasan. Dalam berfikir evaluatif ini, seorang individu bisa
menambah atau mengurangi sebuah gagasan dan menilai atas dasar kriteria
tertentu.
Faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Berfikir
Faktor Penghambat
• Faktor penghambat
dalam berfikit adalah bagaimana seseorang bisa melihat atau memahami sebuah
masalah, situasi yang sedang dialami seseorang dan juga situasi dari luar yang
dihadapi, pengalaman individu yang bersangkutan, bagaimana inteligasi orang
tersebut, data yang kurang sempurna sehingga masih banyak data yang harus
dicari dan juga data dalam keadaan membingungkan atau confuse sehingga
bertentangan dengan data lainnya.
Faktor Pendukung
• Beberapa faktor
pendukung dalam proses berfikir diantaranya adalah keadaan emosi individu yang
stabil, pendidikan yang sudah terpenuhi, memperlihatkan ciri ciri orang
cerdas menurut psikologi dan sesuai dengan perkembangan individu, keadaan
lingkungan sekitar yang mendukung proses berfikir, perkembangan intelektual
individu dan juga sikap terbuka individu pada sebuah pengetahuan yang baru.
Fungsi Berfikir
Pembentukan Pengertian
·
Manusia mengenal dua macam pengertian yakni pengertian
empiris atau pengertian pengalaman dan juga pengertian rasionalis atau
pengertian ilmiah.
·
Pengertian empiris: Diperoleh dari pengalaman seperti contohnya susu dimanan dari pengalam kita dengan susu sehari hari, kita bisa mengetahui apakah susu tersebut. Pengertian pengalaman ini akan berubah atau bertambah sesuai dengan seberapa banyak pengalaman yang didapat dan hasilnya akan berbeda antar setiap individu.
· Pengertian rasionalis: Seseorang yang mempunyai pengertian ilmiah seperti contohnya tentang susu, maka akan mengetahui apa hakekat dari susu tersebut, bagaimana susu dan juga apa saja elemen elemen yang terdapat dalam susu.
Pembentukan Pendapat
• Seseorang bisa
membentuk pendapat jika mengatakan mengenai sesuatu yang lain. Sebagai contoh,
seseorang mengatakan jika Anton adalah orang pandai dan
memperlihatkan ciri ciri anak cerdas istimewa. Pendapat ini disebut dengan
pendapat positif dan ada pula yang berpendapat negatif jika Anton bukanlah
orang yang pandai. Selain itu, ada juga pendapat modalifet yang berfikir
mungkin saja Anton pandai.
• Masing masing
pendapat ini nantinya akan dituangkan dalam bentuk kalimat yang terdiri dari
pokok kalimat dan juga sebutan. Pokok kalimat berisikan tentang satu individu
yang disebut dengan pendapat individual dan jika pokok kalimat berisi beberapa
individu, maka disebut dengan pendapat particular.
Pembentukan Kesimpulan
• Pembentukan
kesimpulan merupakan proses membentuk sebuah pendapat yang berdasarkan atas
beberapa pendapat lain bergantung dari jenis jenis meotde pembelajaran
Kesimpulan ini bisa dibedakan menjadi kesimpulan induktif, kesimpulan deduktif
dan juga kesimpulan analagi.
·
Contoh kesimpulan induktif: Besi memuai jika
dipanaskan, air memuai jika dipanaskan sehingga kesimpulannya adalah semua
benda akan memuai jika dipanaskan. Pada kehidupan sehari hari, seringkali kita
mengambil kesimpulan hanya atas dasar 1 sampai 2 pendapat yang disebut dengan
generaliasi dan jelas jika generalisasi seting tidak tepat atau meleset.
·
Contoh kesimpulan deduktif: Manusia adalah fana
[proporsi unviersal = mayor], Aristoteles fana [proporsi individual =
minor] sehingga kesimpulannya adalah Artistoteles fana.
·
Contoh kesimpulan analogi: Merupakan sifat proses
pemecahan sebuah masalah atau reasoning dimana masalah simasi yang dihadapi dan
belum siap dengan respon pemecahannya sehingga akhirnya membuat seseorang
mengambil beberapa langkah jika bisa menanggapinya tidak sebagai sebuah masalah
maka tidak berbuat apa apa.
Tingkatan Berfikir
1. Tingkat Konkrit
• Merupaka proses
berfikir lewat bayang atau tanggapan khusus yang terjadi dari pengamatan panca
indera yang bersifat konkrit. Berfikir dalam tingkatan ini mengandung kesadaran
akan hubungan antara pengamatan satu dengan yang lain dan belum ada.
• Sebagai contoh,
tanggapan hanya khusus mengenai sebuah benda yang sudah pernah diamati. Tingkat
ini dialami anak anak sebab mereka belum dapat menyusun pengertian untuk
menguasai bayang atau tanggapan dalam fikiran sehingga membuat anak anak belum
dapat berfikir secara cepat atau dengan kata lain masih memerlukan peraga benda
yang konkrit.
2. Tingkat Skematis
• Tingkat skematis
atau bagan adalah tingkat saat bayang atau tanggapan tidak lagi menjadi
kegiatan yang konkrit dan seseorang sudah mempunyai gambaran umum. Untuk itu,
seseorang sudah bisa membandingkan keadaan atau sifat dari banyak benda yang
diamati sebab sudah mengetahui bagaimana cara membangun sikap kritis
3. Tingkat Abstrak
• Tingkat abstrak
adalah saat seseorang memakai pengertian yang dibagi atas beberapa golongan.
Pada proses berfikir, seseorang tidak lagi membayangkan sebuah benda sebab alam
fikiran sudah dipenuhi dengan pengertian umum sebagai bahasa.
Problem Solving
• Problem Solving adalah
kesanggupan seseorang untuk mengenali dan merumuskan masalah serta menerapkan
masalah yang baik.
Langkah-langkah Problem Solving
•
Identifikasi masalah
•
Rumuskan masalah
•
Temukan alternatif
pemecahan masalah
•
Analisa tiap alternatif
pemecahan masalah
•
Memilih alternatif
pemecahan masalah
•
Laksanakan alternatif pemecahan
masalah
•
Evaluasi hasil
•
1 ) Identifikasi Masalah
•
Gunakan fakta dan
informasi
•
2) Rumuskan Masalah
•
Perhatikan dengan seksama
apa yang menjadi permasalahan
•
Cobalah melihat masalah
tersebut dari sudut pandang orang lain untuk memastikan bahwa pandangan kita
tidak terlalu sempit
•
3) Temukan Alternatif Pemecahan
•
Pikirkan sebanyak mungkin
cara pemecahan dan pendekatan masalah. Cari gagasan sebanyak mungkin tanpa
mengkritisi mereka.Pikirkan bagaimana orang lain memecahkannya. Tuliskan
alternatif pemecahan masalah yang ada.
•
4) Analisa
Tiap Alternatif Pemecahan
Timbang keuntungan dan kerugianSusun prioritas alternatif pemecahan masalah
mulai dari yang paling baik hingga yang kurang baik
•
5) Pilih Alternatif Pemecahan Terbaik
Perhatikan resiko dari setiap pilihan karena setiap pilihan ada resiko → tidak
ada yang dapat kita yakini berhasil 100%Bersiaplah menanggung resiko dan
berpeganglah pada tujuan akhir dalam memilih solusi
•
6) Laksanakan Alternatif Pemecahan
Laksanakan dengan MANTAP!!→ jangan ragu-raguYakinkanlah dirimuHindari keraguan
dengan berpikir seharusnya begini atau begitu pada tahap ini.Beri kesempatan
pada keputusan yang telah kita pilih.
7) Evaluasi Hasil
Evaluasi
apakah solusi yang diterapkan telah berhasil memecahkan masalah.Jika belum
berakhir, kembali ke langkah 1 dan perhatikan apakah ada kondisi yang terlupa
dipertimbangkan.
Jangan Pernah Terus Menyesali Diri!!!
Jika sudah mengambil keputusan dan melaksanakan, jangan terus menyesali
diri.Apapun yang terjadi, kita bisa belajar dari pengalaman masa kini supaya
menjadi lebih baik di masa depan.
Penyesalan yang berlarut-larut akan membuat konsentrasi terpecah antara
berusaha memecahkan masalah atau menenangkan diri.