PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU

Untitled

      Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar-pilarnya, yaitu

    1. pilar ontologi,

    2. epistemologi

    3. aksiologi.

1. Pilar ontologi (ontology)

      Selalu menyangkut problematika tentang keberadaan (eksistensi).

a) Aspek kuantitas : Apakah yang ada itu tunggal, dual atau plural (monisme, dualisme, pluralisme )

b) Aspek kualitas (mutu, sifat) : bagaimana batasan, sifat, mutu dari sesuatu (mekanisme, teleologisme, vitalisme dan organisme).

2. Pilar epistemologi (epistemology)

      Selalu menyangkut problematika tentang sumber pengetahuan, sumber kebenaran, cara memperoleh kebenaran, kriteria kebenaran, proses, sarana, dasar-dasar kebenaran, sistem, prosedur, strategi.

      Pengalaman epistemologis dapat memberikan sumbangan bagi kita :

(a) sarana legitimasi bagi ilmu/menentukan keabsahan disiplin ilmu tertentu

(b) memberi kerangka acuan metodologis pengembangan ilmu

(c) mengembangkan ketrampilan proses

(d) Mengembangkan daya kreatif dan inovatif.

3. Pilar aksiologi (axiology)

      Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan nilai (etis, moral, religius) dalam setiap penemuan, penerapan atau pengembangan ilmu.

      Pengalaman aksiologis dapat memberikan dasar dan arah pengembangan ilmu, mengembangkan etos keilmuan seorang profesional dan ilmuwan. (Iriyanto Widisuseno, 2009). 

Landasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

1. Prinsip-prinsip berpikir ilmiah

a) Objektif

b) Rasional

c)  Logis

d) Metodologis

e) Sistematis

2. Masalah nilai dalam IPTEK

a) Keserbamajemukan ilmu pengetahuan dan persoalannya

b) Mengapa timbul spesialisasi?

c) Persoalan yang timbul dalam spesialisasi

d) Dimensi moral dalam pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan

e) Permasalahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

f)  Akibat teknologi pada perilaku manusia

g) Beberapa pokok nilai yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Pancasila sebagai Dasar Nilai Dalam Strategi Pengembangan ilmu pengetahuan & Teknologi

      Dimensi epistemologis, nilai-nilai Pancasila dijadikan pisau analisis/metode berfikir dan tolok ukur kebenaran.

      Dimensi aksiologis, mengandung nilai-nilai imperatif dalam mengembangkan ilmu adalah sila-sila Pancasila sebagai satu keutuhan.

      Untuk itu ilmuwan dituntut memahami Pancasila secara utuh, mendasar, dan kritis, maka diperlukan suatu situasi kondusif baik struktural maupun kultural.

Strategi Pengembangan IPTEK Pancasila Sebagai Dasar Nilai

1)   Sila Ketuhanan Yang Maha Esa: melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila ini menempatkan manusia dalam alam sebagai bagiannya dan bukan pusatnya.

2) Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab: memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok, lapisan tertentu.

3)   Sila Persatuan Indonesia: mengkomplementasikan universalisme dalam sila-sila yang lain, sehingga supra sistem tidak mengabaikan sistem dan sub-sistem. Solidaritas dalam sub-sistem sangat penting untuk kelangsungan keseluruhan individualitas, tetapi tidak mengganggu integrasi.

4)   Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian sampai penerapan massal.

5)    Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menekankan ketiga keadilan Aristoteles: keadilan distributif, keadilan kontributif, dan keadilan komutatif. Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu. Individualitas merupakan landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas dan inovasi.

adakah pertanyaan ?