pancasila sebagai filsafat

IMG-20190512-WA0008
Pengertian Filsafat

ž  Perkataan filsafat merupakan bentuk kata Arab “falsafah”

ž  secara etimologi “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang berarti cinta, ‘shophos” atau “sophia” yang berarti hikmah atau kebijaksanaan atau “wisdom”.

ž  Jadi filsafat berarti cinta kebijaksanaan.

ž  Cinta berarti hasrat yang besar berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh.

ž  Kebijaksanaan artinya kebenaran yang sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.

ž  Dalam hal ini filsafat bereati hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.

ž  Orang yang berfilsafat berarti memiliki hasrat yang besar dan sungguh-sungguh terhadap kebijaksanaan.

ž  Philosophy (kata Inggris) yang berarti filsafat berasal kata Yunani “philosophia” lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan..

ž  Pengertian sophia tidak hanya kearifan saja, tetapi juga meliputi kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikan dalam memutuskan soa-soal praktis.

ž  Menurut Effendy, filsafat dapat diartikan sebagai aktifitas berfikir secara murni atau kegiatan akal manusia dalam usahanya untuk mengetahui segala sesuatu yang dilihat atau dihadapi.

ž  Filasafat bermakna juga sebagai pemikiran fundamental & monumental manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan ) karenanya kebenaran ini diakui sbg nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup).

ž  Secara praktis, Filsafat berati alam pikiran atau alam berfikir.

            (berfilsafat berarti berfikir secara mendalam dengan sungguh-sungguh atau berfikir secara olmiah sampai pada hakikatnya) 

Cabang-cabang Filsafat :

  1. Metafisika (bereksistensi di balik fisis) a.l. :

            - ontologi (sifat dasar & kenyataan),

            - kosmologi (teori umum & kenyataan)

            - antropologi

b.  Epistemologi (pikiran-2 dng hakekat ilmu pengetahuan/kebenaran

  1. Metodologi (cara/jln utk memperoleh pengetahuan)
  2. Logika (aturan-2 berfikir à kesimpulan yg benar)
  3. Etika (berkaitan  dng lingkah laku baik-buruk)
  4. Estetika (berkaitan dng hakikat keindahan-kejelekan)

Dalam  susunan hierarkis dan piramidal ini :

à Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis daripada Kemanusiaan (perikemanusiaan), persatuan Indonesia (kebangsaan), kerakyatan dan keadilan sosial.

à Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan (berkebangsaan), berkerakyatan dan berkeadilan sosial.

Kesatuan dan kebulatan dpt digambarkan sbb:

  1. Sila pertama, isinya paling luas, menjiwai dan meliputi sila kedua, ketiga, keempat, kelima.
  2. Sila kedua, isinya lebih sempit, dijiwai & diliputi sila pertama; menjiwai & meliputi sila ketiga, keempat, kelima.
  3. Sila ketiga, isinya lebih sempit, dijiwai & diliputi sila pertama, kedua; menjiwai & meliputi sila keempat, kelima.
  4. Sila keempat, isinya lebih sempit lagi, dijiwai & diliputi sila pertama, kedua, ketiga; menjiwai & meliputi sila kelima.
  5. Sila kelima isinya paling sempit, dijiwai & diliputi sila pertama, kedua, ketiga, keempat.
image

Unsur-unsur Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat

 Rasional (alasan) Pancasila adalah sistem filsafat :

  1. Secara material-substansial dan intrinsik nilai Pancasila adalah filosofis; mis : hakekat Kemanusiaan yang adil dan beradab, apalagi Ketuhanan Yang Maha Esa adalah metafisis/ filosofis.
  2. Secara praktis-fungsional, dlm tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai Panacasila diakui sbg filsafat hidup atau pandangan yang dipraktekkan.
  3. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila adalah dasar negara (filsafat negara) RI
  4. Secara psikologis & kultural, bangsa & budaya Indonesia sederajat dng bangsa & budaya manapun.
  5. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional & kepustakaan secara kuantitas dan kualitas.

Nilai Dasar Filsafat Pancasila

7. Sistem Nasional

6. Sisten Filsafat Pancasila, filsafat dan budaya Indonesia: asas & noral politik NKRI

5. Ideologi Negara, ideologi nasional

4. Dasar Negara (Proklamasi, Pembukaan UUD ’45):  asas kerohanian bangsa, jiwa UUD’45;   Grundnorm, basic norm, sumber dari segala  sumber hukum.

3. Jiwa dan kepribadian bangsa; jatidiri nasional (volksgeist) Indonesia

2. Pandangan hidup bangsa (Weltanschauung)

1. Warisan sosio-budaya bangsa

 

Ada pertanyaan…?


TERIMAKASIH….